BRMP Kepri Gelar Bimtek Peningkatan Kapasitas Penyuluh dan Pendamping di Kepulauan Anambas
Kepulauan Anambas - Dalam rangka memperkuat peran Penyuluh Pertanian dan Pendamping di lapangan guna mendukung Program Swasembada Pangan Nasional, Balai Penerapan Modernisasi Pertanian Kepulauan Riau (BRMP Kepri) menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) bertajuk “Peningkatan Kapasitas Penyuluh dan Pendamping”. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis, 28 Agustus 2025, bertempat di Aula Unit Pelayanan Teknis Balai Benih Pertanian Terpadu (UPT BBPT), yang berlokasi di Desa Bukit Padi, Kecamatan Jemaja Timur, Kabupaten Kepulauan Anambas.
Bimtek ini diikuti oleh seluruh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Petugas Pendamping Program Swasembada Pangan dari Dinas Perikanan, Pertanian, dan Pangan (DPPP) Kabupaten Kepulauan Anambas baik yang hadir secara fisik maupun hadir secara orang dengan aplikasi zoom meeting. Bintara Pembina Desa (Babinsa) dari Kodim 0318/Natuna yang bertugas di wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas dan sejumlah perwakilan ketua kelompok tani. Turut hadir dalam acara tersebut plt. Camat Jemaja Timur dan Kepala Desa Bukit Padi. Dalam kegiatan ini, para peserta menerima materi teknis dan strategis untuk memperkuat sinergi antara penyuluh, Babinsa, dan petani dalam mendukung keberhasilan budidaya padi di daerah serta wilayah perbatasan, terutama di pulau-pulau kecil seperti Kepulauan Anambas.
Acara dimulai dengan sambutan dari Kepala Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan (DPPP) Kabupaten Kepulauan Anambas, yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Kepala UPT BBPT, Iswandi, S.ST.
Dalam sambutannya, Sahrul Hadi Nasution menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata dukungan BRMP Kepri terhadap program nasional swasembada pangan. "Kami berharap melalui bimtek ini, para penyuluh dan pendamping dapat semakin siap dalam mengawal program di lapangan. Bapak Ibu menjadi garda terdepan dalam mendampingi petani agar mampu meningkatkan produksi melalui indeks pertanaman (IP) dan luas tambah tanam," ujarnya.
Kegiatan inti Bimbingan Teknis (Bimtek) diawali dengan sesi pemaparan materi secara panel yang menghadirkan sejumlah narasumber berkompeten di bidangnya. Sesi ini dirancang untuk memperkaya wawasan para peserta, baik dari sisi teknis budidaya maupun aspek kelembagaan penyuluhan pertanian. Materi pertama disampaikan oleh Jonri Suhendra Sitompul, S.P., Penyuluh Pertanian BRMP Kepri, dengan topik “Standar Budidaya Padi Sawah Irigasi dan Padi Lahan Kering”. Dalam paparannya, Jonri menekankan pentingnya penerapan standar teknis budidaya berbasis lokasi dan kondisi agroekosistem agar produktivitas padi dapat optimal. Materi kedua bertema “Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada Padi secara Terpadu” disampaikan oleh Melli Firiani, S.P., M.Si,
Sesi panel ditutup dengan materi “Penguatan Kelembagaan Penyuluhan dalam Mendukung Swasembada Pangan” oleh Iswandi, S.ST.
Kepala Unit Pelayanan Teknis Balai Benih Pertanian Terpadu (UPT BBPT). Dalam paparannya, Iswandi menekankan pentingnya pengorganisasian penyuluh dan kelembagaan petani secara sistematis agar fungsi penyuluhan berjalan efektif sebagai ujung tombak keberhasilan program pertanian di daerah.
Sesi diskusi panel yang dipandu oleh Apriyani Nur Sarifuddin, S.Pt.
, M.Sc.
, Penanggung Jawab Program Strategis Kementerian Pertanian (Kementan) untuk Kabupaten Kepulauan Anambas, berlangsung interaktif dan dinamis. Para peserta menunjukkan antusiasme tinggi, yang terlihat dari peningkatan hasil pre-test dan post-test, serta keaktifan dalam sesi tanya jawab.
Berbagai isu strategis seputar pengembangan sektor pertanian, khususnya komoditas padi sebagai target utama swasembada pangan nasional tahun ini, menjadi perhatian utama dalam diskusi. Para peserta berdialog langsung dengan narasumber, berbagi pengalaman di lapangan, serta mencari solusi praktis atas tantangan yang dihadapi petani di daerah kepulauan seperti Anambas. Melalui pelaksanaan bimtek ini, diharapkan sinergi antara penyuluh pertanian dan Babinsa semakin kuat dalam mendampingi petani. Keduanya diharapkan dapat menjadi motor penggerak peningkatan produktivitas, indeks pertanaman (IP), dan luas tambah tanam (LTT), yang secara langsung akan berkontribusi terhadap ketahanan pangan daerah dan mendukung pencapaian target swasembada pangan nasional.